MEDIA PUBLIK – JAKARTA. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengungkapkan, pihaknya kembali menangkap seorang pelaku peledakan di bilik ATM Bank BRI di pelataran parkir Vikita Swalayan, Jalan Gejayan Nomor 29 Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (7/10/2011).
Pelaku tersebut berinisial BA. BA ditangkap pada Sabtu subuh tadi. Sebelumnya, polisi sudah mengamankan satu pelaku lain berinisial RR yang ditangkap saat menyebarkan selebaran di TKP.
Dari KTP yang dibawanya diketahui BA berusia 30 tahun, dengan alamat Bandung, Jawa Barat, yang saat ini tinggal di Depok, Yogyakarta.
Saat ini, BA menjalani pemeriksaan di kantor Polsek Depok Barat, Sleman, Yogyakarta. Selain memeriksa BA, kepolisian juga meminta keterangan tiga orang saksi yang menyaksikan kejadian tersebut.
"Kami sudah menangkap satu orang lagi. Jadi, dua orang sudah tertangkap. Yang pertama, berinisial RR, ditangkap di TKP oleh anggota kami yang kebetulan sedang patroli. Paginya, ditangkap satu lagi yang berinisial BA," ujar Anton di Gedung Humas Polri, Sabtu.
BA, kata Anton, berperan sebagai pengawas dalam aksi tersebut. Seperti diberitakan, para pelaku menamakan kelompok mereka dengan nama Narko Punk. Mereka berpenampilan layaknya anak punk, berpakaian serba hitam, sepatu hitam, dan memiliki banyak tindikan.
"Bajunya hitam-hitam, pakai sepatu hitam. Mereka di pinggir-pinggir jalan itu. Ya, sering disebut anak-anak metal itu," kata Anton.
Mereka, kata Anton, juga mengaku antikapitalis. Bentuk teror ini sebagai protes dari mereka yang ingin diperhatikan oleh pemerintah.
"Dilakukan pembakaran ini sebagai bentuk teror untuk protes. Nanti, kalau sudah kami dapatkan semuanya, baru kami tahu maksud dan tujuannya. Namun, sementara itu, mereka protes karena mereka antikapitalis," tutur Anton.
Saat ini, katanya, polisi masih mengejar satu pelaku lainnya yang melakukan pembakaran bilik ATM BRI tersebut. Pelaku berinisial K itu juga terbakar karena perbuatannya meledakkan ATM.
"Mereka lakukan ini beramai-ramai. Satu lagi ini berperan sebagai orang yang membakar, tangannya juga terbakar. Kami imbau kepada mereka untuk menyerahkan diri," kata Anton.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengungkapkan, berdasarkan hasil olah TKP polisi di bilik ATM BRI di Jalan Gejayan, DI Yogyakarta, ditemukan bahwa pemicu ledakan bukan berasal dari bom molotov. Bilik ATM tersebut disiram dengan bensin dan dibakar dalam keadaan pintu bilik tertutup.
"Murni bukan bom. ATM itu disiram bensin, kemudian dibakar. Karena ATM tertutup, begitu panasnya dengan bensin yang banyak, akhirnya meledak. Jadi, ledakan itu akibat tertutupnya ruangan ATM ini," kata Anton di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (8/10/2011).
Seperti diberitakan, bilik ATM Bank BRI, di pelataran parkir Vikita Swalayan, Jalan Gejayan Nomor 29, Sleman, DIY, terbakar dan diduga akibat lemparan bom molotov, Jumat pukul 02.00 WIB kemarin (7/10/2011),.
"Orang mengira itu bom, termasuk bom molotov. Kalau molotov kecil, ya, ini meledak karena bensin cukup banyak," tuturnya.
Namun, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Polri hanya menemukan tas yang tertinggal milik pelaku peledakan. Selain itu, uang di dalam ATM masih utuh meskipun ledakan cukup besar dan menghancurkan bagian bilik mesin tersebut. (Team)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar