Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan/atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan.
MEDIA PUBLIK. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim dan/atau hubungan sexual di antara orang-orang berjenis kelamin yang sama,
yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri merek sebagai gay atau lesbian.
Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas.
Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks.
Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks.Definisi tersebut bukan definisi mutlak mengingat hal ini diperumit dengan adanya beberapa komponen biologis dan psikologis dari seks dan gender, dan dengan itu seseorang mungkin tidak seratus persen pas dengan kategori di mana ia digolongkan.
Beberapa orang bahkan menganggap ofensif perihal pembedaan gender (dan pembedaan orientasi seksual):
Homoseksualitas dapat mengacu kepada:
* orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama.
* perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak peduli orientasi seksual atau identitas gender.
* identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual.
Ungkapan seksual dan cinta erotis sesama jenis telah menjadi suatu corak dari sejarah kebanyakan budaya yang dikenal sejak sejarah awal .
Bagaimanapun, bukanlah sampai abad ke-19 bahwa tindakan dan hubungan seperti itu dilihat sebagai orientasi seksual yang bersifat relatif stabil.
Penggunaan pertama kata homoseksual yang tercatat dalam sejarah adalah pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kertbeny,[1] dan kemudian dipopulerkan penggunaannya oleh Richard Freiherr von Krafft-Ebing pada bukunya Psychopathia Sexualis.
Di tahun-tahun sejak Krafft-Ebing, homoseksualitas telah menjadi suatu pokok kajian dan debat. Mula-mula dipandang sebagai penyakit untuk diobati, sekarang lebih sering diselidiki sebagai bagian dari suatu proyek yang lebih besar untuk memahami Ilmu Hayat, Ilmu Jiwa, politik, genetika, sejarah dan variasi budaya dari identitas dan praktek seksual.
status legal dan sosial dari orang yang melaksanakan tindakan homoseks atau mengidentifikasi diri mereka gay atau lesbian beragam di seluruh dunia.
Pecinta Sesama Jenis atau Homoseksual dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor biologik, berupa gangguan pada pusat seks di otak atau di kromosom. Kedua, faktor psikodinamik, yaitu gangguan perkembangan psikoseksual pada masa kecil. Ketiga, faktor sosiokultur, yaitu kebiasaan yang berakar pada budaya setempat. Keempat, faktor lingkungan, yaitu akibat pengaruh pergaulan atau pengalaman pertama yang homoseksual.
Sesuai penyebabnya, maka homoseksual yang disebabkan oleh faktor lingkungan mungkin dapat diubah walaupun tidak selalu mudah. Homoseksual karena faktor sosiokultur mungkin dapat diubah kalau yang bersangkutan segera keluar atau meninggalkan kultur itu.
Tetapi, tentu ini tidak mudah dilakukan karena faktor sosiokultur pada umumnya sudah melekat sejak masa kecil. Homoseksual karena faktor biologik tidak mungkin dapat diubah menjadi heteroseksual. Sedang homoseksual karena faktor psikodinamik juga hampir pasti tidak dapat diubah, kecuali didukung oleh kesadaran dan kemauan yang luar biasa.
Apakah Anda dapat hidup "normal" sebagai pria heteroseksual, tentu tergantung pada apa penyebab Anda menjadi seorang homoseksual. Tetapi kalau Anda mampu tidak melakukan hubungan homoseksual sejak menikah, itu sudah merupakan suatu upaya yang luar biasa.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar